TITRASI ASAM BASA
A. Perhitungan Kimia dalam Reaksi Larutan
1. Molaritas
Molaritas adalah konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut tiap 1 liter larutan. Molaritas dinotasikan dengan huruf M dan dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
M = molaritas (mol/L)
V = volume larutan (L)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
Jika pembilang dan penyebut pada persamaan tersebut di bagi 1.000, nilai molaritas tidak berubah. Satuan mol/1.000 dinamakan milimol (mmol) dan satuan L/1.000 disebut mililiter (ml).
Keterangan : V = volume larutan (ml)
Apabila dalam suatu larutan diketahui massa jenisnya, molaritas dapat ditentukan seperti berikut
2. Molalitas
Molalitas merupakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut yang dinyatakan dalam satuan mol/kg. Molalitas secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan
dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah
teknik analiss kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan
pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia.
Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari
perubahan warna indikator dan kadar sampel ditetapkan melalui perhitungan
berdasarkan persamaan reaksi. Titrasi asam basa merupakan teknik analisis untuk
menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan
reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
disebut larutan baku. Dalam titrasi ada istilah titik ekuivalen dan titk akhir
titrasi. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis berekasi
dengan disertai perubahan warna indikator nya. Titik akhir titrasi adalah saat
terjadinya perubahan warna indikator.
Pada titrasi jumlah ekuivalen asam sama dengan jumlah
ekuivalen basa sehingga dapat ditulskan sebagai berikut :
Va = volume larutan asam (ml) Ma = molaritas larutan asam (M)
Vb = volume larutan basa (ml) Mb = molaritas larutan basa (M)
Na = normalitas larutan asam (N) na = valensi larutan asam
Nb = normalitas larutan basa (N) nb = valensi larutan basa
C. Kurva Titrasi Asam Basa
Kurva
titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada beberapa titik yang
berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi bergantung pada
kekuatan asam dan basa yang direaksikan
1. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan
elektrolit kuat tidak akan terhidrolisis karena larutannya bersifat netral (pH
= 7)
2. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah
Penambahan sedikit basa maka pH garam hampir tidak berubah
sehingga merupakan larutan penyangga. Titik ekuivalen terjadi pada pH < 7 karena garam yang terbentuk mengalami
hidrolisis sebagian yang bersifat asam.
3. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat
Penambahan
sedikit basa, maka pH akan naik sedikit sehingga termasuk larutan penyangga.
Titik ekuivalen diperoleh pada pH > 7. Hal itu disebabkan garam yang
terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat basa.
4. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah
Titik ekuivalen sulit ditentukan
karena perubahan warna indikator sangat cepat.
A. Contoh Soal
1. Sebanyak 25 ml NaOH dititrasi dengan H2SO4
0,1 M. Ternyata dibutuhkan 15 ml H2SO4 0,1 M. Tentukan
molaritas larutan NaOH tersebut !
Pemecahan
:
Valensi H2SO4
= 2 dan valensi NaOH = 1
Rumus Titrasi :
V1
. M1 . N1 = V2 .
M2 . N2
25 . MNaOH .
1 = 15
. 0,1 .2
MNaOH = = 0,12
M
Jadi molaritas larutan
NaOH tersebut adalah 0,12 M
0 komentar:
Posting Komentar